Posted by: hajirikhusyuk | Disember 11, 2009

Manusia dan nafsu

 

 

Dari Anta:

Tulisan Saudara Tahjud.

MANUSIA DAN NAFSU

Rasullullah SAW Bersabda:
“INNA AURAMA YANJURU MIN AKMALIHIS SHALAT PA’IN ZAJAT LAHU NUJIRA FISA IRI AKHMALIHI WAINLAM TAJUD LAHU YANJURU FISAI IN MIN AKHMALIHI BAKDA”

Artinya: Sesungguhnya yang mula-mula dilihat oleh Allah dari amal perbuatan dari anak manusia adalah shalatnya. Apabila shalatnya sempurna maka diterimalah shalatnya itu dengan amal-amal yang lain. Jika shalatnya tidak sempurna maka ditolaklah shalatnya itu dengan amal-amal yang lain. (HR ,Al-Hakim).

“YAKTI ALANNAASI ZAMANU YUSALLUUNA WAYA TUSALLUUN “

Artinya : Akan datang kepada manusia suatu zaman, banyak yang shalat padahal sebenarnya mereka tidak Shalat (HR.Ahmad).

FAWAILUL LIL MUSALLIN……..Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat.

ALLAZINAHUM AN SHALATIHIM SAHUN

…….(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS Al-Maun: 4,5)

QAD AFLAHA MAN TAJAKKA, WAJA KARAS MARABBIHI FASHALLAH

Artinya :Sesungguhnya berbahagialah orang-orang yang selalu mensucikan dirinya (jiwanya).
Dan ia ingat nama Tuhannya lalu ia shalat. (AL-A’LQA: 14,15).

MANUSIA

Tatkala manusia dilahirkan ke dunia.  Bayi itu menangis dan tangisan tersebut mengandung makna sebagai berikut :

  1. Tangisan pertama manusia itu merasa berat bebannya karena harus menanggung Rahasia Allah (Nyawa/ Roh).
  2.  Tangisan kedua manusia merasa gembira karena telah dilahirkan ke dunia dan menjadi mahluk yang termulia.

Bayi yang berumur satu hari membawa kalimah pikun  dan ketika Bayi mulai ketawa Ahmad namanya. Kemudian masa genggaman tangan mulai terbuka Muhammad Namanya,  sampai akil Baliqh, namanya Muhammad. Dan pada masa akil Baliqh inilah segala perintah Allah wajib baginya.
Manusia atau Insan terdiri dari :

1. Jasmani atau Jasad Kasar

2. Rohani atau Jasad Halus

Jasmani atau Jasad kasar ini dinamakan Muhammad. Sedangkan Rohani atau Jasad Halus dinamakan diri Bhatin atau Roh atau diri Rahasia Allah. Tanpa diri batin atau Roh, manusia itu disebut mayat.
Jadi yang dinamakan manusia itu karena dia menanggung Rahasia Allah (nyawa/Roh).

Karena manusia menanggung Rahasia Allah (diri Bhatin/Nyawa/Roh) maka manusia harus berusaha mengenal dirinya, iaitu diri yang sebenar-benarnya diri dan dengan mengenal dirinya manusia akan mengenal Tuhannya, sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang punya diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT,  yaitu tatkala berpisah antara Roh/Nyawa dengan Jasadnya.

Manusia akan berguna di sisi Allah jika ia dapat menjaga Rahasia Allah (Nyawa/Roh), yaitu diri yang sebenar-benarnya diri. Sehingga sembahyang itu bukan berarti menyembah, tapi suatu istiadat penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita itu  hanyalah diri Allah semata.

Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung Rahasia Allah SWT, dan tiada sesuatu pada diri kita hanya Rahasia Allah semata, serta tiada sesuatu yang kita punya kecuali Hak Allah semata.

 “INNA ‘ARADNAL AMANATA ‘ALAS SAMAWATI WAL ARDI WAL JIBAL. FA ABAINA ANYAH MIL NAHA WA’ASFAKNA MINHA WAHAMALAHAL INSANU” (Al-Quran Surat AL-AHZAB: 72)

Artinya : “Sesungguhnya kami (Allah) lelah menawarkan suatu amanat kepada langit, Bumi, dan Gunung-gunung, tapi mereka enggan menerimanya (Memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”.

Dan karena Firman Allah inilah kita mengucap (syahadah).

“ASHADU ALLAA ILAA HA ILALLAH, WA ASHADU ANNA MUHAMMAD DARRASULULLAH”.

Artinya: Kita bersaksi dengan diri kita sendiri, bahwa tiada yang nyata pada diri kita hanya Allah SWT. Semata, dan tubuh zahir kita (Muhammad) sebagai tempat menangggung Rahasia Allah.

ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA SYAIDINA MUHAMMAD WA’ALA ALI SYIDINA MUHAMMAD. KAMA SALAITA ‘ALA SYAIDINA IBRAHIM, WA’ALA SYAIDINA IBRAHIM,WABARIK ‘ALA SYAIDINA MUHAMMAD, WA’ALA SYAIDINA MUHAMMAD, KAMA BARAKTA ‘ALA SYAIDINA IBRAHIM, WA’ALA SYAIDINA IBRAHIM. FIL ALAMIN INNAKA HAMIDUN MAJID. (salawat)
Dasar Hukumnya.

WA FII ANFUSIKUM AFA LAA TUBSHIRUUN.

Artinya : “Aku (Allah) ada pada dirimu (Jiwamu) mengapa kamu tidak memperhatikan.(tidak melihat). (AL-QUR’AN Surat AL-ZARIYAT: 21.)

WALIL LAHIL ASMA’UL HUSNA FAD ‘UHU BIHA.

Artinya : “Hanya milik Allah Asma’ul Husna, maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma’ul Husna itu  (QS.AL-ARAF: 180).

INNAMA YATAZAK KARU ULUL-ALBAB

Artinya : “ Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran ini.
(QS.AR-RADU: 19).

ALLAZINA YUFUNA BI’AHDILLAHI WALA YAN QUDUNAL MISAQ

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji. (QS.AR-RADU: 20).

 

NAFSU

Suatu perlakuan naluri manusia yang mendorong manusia berperilaku menyimpang yang bertentangan dengan syariat dan hakekat Allah SWT. Karena nafsu itu merupakan tahap hijab yang harus ditembus atau dipecahkan oleh seorang anak manusia untuk mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya.

Tanpa memecahkan dinding hijab ini manusia tidak mungkin dapat kembali kepada Tuhannya semasa hidupnya di dunia atau mematikan dirinya sebelum mati.

Tujuh (7) martabat nafsu:

NAFSU AMARAH——–dimurkai Allah
NAFSU LAWAHMAH—-dimurkai Allah
NAFSU MULHAMAH—-dimurkai Allah
NAFSU MUTMAINAH—diridhai Allah
NAFSU RADIAH——–diridhai Allah
NAFSU MARDIAH—–diredhai Allah
NAFSU KAMALIAH—-disempurnakan Allah

WALAKAT HALAKNA PAUKA KUM SAB’ATARA-IKA

Artinya : Kami telah menciptakan dirimu tujuh jalan (nafsu).  (Q.S. Al-Mu’minun: 17)

Memancarnya suatu nur di dalam Jantung itulah yang dinamakan kalbu. (Iman)
Setelah memecahkan dinding hijab yang disebut Nafsu Amarah

Innan Nadsa la-am maratun bissu-i

Artinya : Sesungguhnya nafsu amarah itu senantiasa menyuruh berbuat jahat.

Semoga bermanfaat.

salam alaika

Tahjud, Balikpapan.

 


Respon

  1. Salam tahjud. saya faham apa yang diterangkan disini. Boleh tak terangkan siapakah KITA yang dimaksudkan di dalam perenggan yang dinukilkan oleh tuan. Mohon sedikit penerangan

    “Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung Rahasia Allah SWT, dan tiada sesuatu pada diri kita hanya Rahasia Allah semata, serta tiada sesuatu yang kita punya kecuali Hak Allah semata.”

    • salam alaika,,
      harap sdr tahjud sudi jawab.

      • Salamun Alaikum

        Cuba tafakkurkan yang berikut:

        Adakah Zat selain Nya yang boleh Wujud beserta Nya?
        Adakah Sifat selain Sifat Nya yang boleh Zahir beserta Sifat Nya?
        Adakah Af’al selain Af’al Nya yang boleh di Saksikan berserta Af’al Nya?

        Laa….Sama sekali tidak!
        Laa ilaaha illa Huwa ArRahman ArRahim….dan hanya Muhammad menyaksikan Nya…
        dimana kesaksian itu sendiri bergantung Hayat pada Zat Nya jua.
        Tatkala itu, Sang Saksi terngadah dari lamunannya bilamana dia menyedari bahawasanya Dia menyaksikan Diri Nya Sendiri.

        Maa Syaa Allah. Tiadalah yang Hidup melainkan Dia jua.
        “Wa Qul Jaa Al-Haq, Wa Zahaqol Baatil”.
        (apabila datang Yang Benar, yang batil akan hapus)

      • salam alaika,,
        terima kasih sdr ismailsgbuluh.

  2. salam
    dgn mngetahui 7 tngkat nfsu e2 anak adam dpt mnyucikan nya dgn selawat,zikir yg xpts-ptus dri ati nya shgga diri nya xmenampakkan ap yg sdg dlakukan melainkan takdir allah…adakah begitu??

    • salam alaika,,
      diri kita yang sebenar adalah suci dan bersih,,
      tapi diri tersebut telah dikotori nafsu,,
      jadi berzikir dan mensucikan diri itu agar kita
      kepada keadaan kita yang suci dan bersih itu.

      • dunia ini hanyalah cobaan bagi kita semua..,,

        satu arus dua lampu berlainan warna

        setiap warna ada makna

        setiap makna ada hakikat

        .. sesusai pendirian dari lampu tersebut…

  3. untuk mensucikan hari-hari di luar slawat dan zikir.

    1 sempurnkan Mandi junub
    2 sempurnakan istinja, sesuai doa dan cara-cara sempurna, tidak istinja sama sipat- sipat binatang..
    3 wudhu
    4 ruku 13
    5 Syahadat
    6 makrifat
    7 Takbir untuk melenyapkan makripat di takbir.

    sedangkan takbir lenyap ke husu ..sedang kan kusu lenyap di mabbrur.. sedangkan mabrur lenyap, di zat allah semata.
    dan ditutup dengan Mandi 9 orang hidup bukan mandi sembilan orang mati
    salam
    alaikap

    • salam alaika,
      terima kasih sdr Tahjud
      kerana sudi berkongsi ilmu.

  4. Salam.
    Awasi nafsu yang rendah. Sucikan lagi hati.

    Apabila luqman memberitahu anaknya bahawa Allah akan menghakimi kejahatan dan kebaikan walaupun sebesar biji sawi tersembunyi jauh di dalam batu di langit ataupun bumi, tahulah kita bahawa Allah itu maha halus, meliputi dan mengawasi terhadap perbuatan baik dan jahat yang bertarung dalam diri manusia.

    Jiwa yang ingatkan Allah itu hidup dengan rahmat dan nurnya, akan mendampingi ulamak, tunduk dan patuh, sabar menghadapi musibah, khusyuk dan takutkan Allah serta meninggalkan apa yang tidak bermanafaat untuk dirinya.

    Mereka mengerjakan amal soleh kerana semua itu membawa kepada keampunan Allah, kemenangan dan terlepas dari api neraka. Allah tidak sukakan ketakburan, kesombongan dan memandang remeh kemarahan orang yang bijaksana. Seburuk-buruk manusia ialah mereka yang tidak menghiraukan orang yang melihatnya ketika dia melakukan kemungkaran.

    Selamat tinggal nafsu yang dimurkai Allah.

    • salam kembali,,

      ya,,,

      manis dan bermakna sekali kata-kata yang ante berikan,,

      makasih.


Tinggalkan Jawapan kepada Mohd Iskandar Batal balasan

Kategori